Berikut ini beberapa fungsi pembakar spiritus. Pembakar spiritus adalah salah satu alat laboratorium yang umum digunakan dalam kegiatan praktikum, baik di sekolah maupun perguruan tinggi. Alat ini memiliki bentuk sederhana, biasanya berupa wadah kaca kecil dengan sumbu di bagian atas, dan diisi dengan cairan spiritus (etanol) sebagai bahan bakarnya. Meski terlihat sederhana, pembakar spiritus memiliki fungsi yang sangat penting dalam berbagai eksperimen kimia maupun biologi.
1. Sumber Panas dalam Praktikum
Fungsi utama pembakar spiritus adalah sebagai sumber panas. Alat ini menghasilkan api dengan suhu cukup tinggi, sekitar 260–300°C, yang bisa digunakan untuk memanaskan larutan, bahan kimia, atau peralatan laboratorium.
Dibandingkan dengan kompor atau alat pemanas listrik, pembakar spiritus lebih praktis digunakan dalam skala kecil dan di lingkungan laboratorium karena mudah dikendalikan.
2. Sterilisasi Alat Laboratorium
Dalam praktikum biologi atau mikrobiologi, pembakar spiritus sering digunakan untuk mensterilkan alat, seperti jarum ose, pinset, atau mulut tabung reaksi. Api dari pembakar spiritus mampu membunuh mikroorganisme yang menempel, sehingga mencegah kontaminasi pada saat pengambilan atau penanaman sampel mikroba.
Proses sterilisasi ini sangat penting agar hasil percobaan tetap valid dan bebas dari pengaruh organisme luar.
3. Alternatif Pengganti Bunsen
Meskipun Bunsen lebih sering digunakan di laboratorium profesional, pembakar spiritus menjadi alternatif yang lebih sederhana dan aman. Bagi laboratorium sekolah, pembakar spiritus dipilih karena tidak memerlukan instalasi gas khusus. Cukup diisi spiritus, lalu dinyalakan dengan korek api atau pemantik.
Dengan fungsi ini, pembakar spiritus sangat cocok untuk praktikum dasar, seperti uji kimia sederhana, pemanasan larutan, atau eksperimen biologi tingkat sekolah menengah.
4. Melatih Keterampilan Praktikum
Selain fungsi teknis, penggunaan pembakar spiritus juga memiliki fungsi edukatif, yaitu melatih keterampilan dasar siswa dalam praktikum. Misalnya, bagaimana cara menyalakan, mengatur, dan mematikan api dengan aman. Siswa juga diajarkan tentang pentingnya menjaga keselamatan kerja, seperti tidak menyalakan pembakar di dekat bahan mudah terbakar.
Dengan demikian, pembakar spiritus menjadi sarana pembelajaran awal sebelum menggunakan alat pemanas yang lebih kompleks.
5. Membantu Reaksi Kimia Tertentu
Beberapa reaksi kimia membutuhkan panas untuk bisa berlangsung dengan baik. Contohnya, reaksi endoter mik tertentu atau pemanasan larutan untuk mempercepat pelarutan zat padat. Dalam hal ini, pembakar spiritus berfungsi sebagai penyedia energi panas yang mempercepat jalannya reaksi.
6. Praktis dan Portabel
Karena ukurannya kecil, pembakar spiritus mudah dipindahkan dari satu meja laboratorium ke meja lain. Fungsi praktis dan portabel ini menjadikannya alat favorit dalam praktikum skala pendidikan. Selain itu, bahan bakarnya (spiritus) relatif murah dan mudah ditemukan, sehingga penggunaan alat ini cukup ekonomis.
Itulah beberapa fungsi pembakar spiritus. Pembakar spiritus memiliki fungsi utama sebagai sumber panas dalam laboratorium, namun kegunaannya tidak berhenti di situ. Alat ini juga berperan penting dalam sterilisasi peralatan, pengganti Bunsen di laboratorium sekolah, sarana melatih keterampilan praktikum, hingga membantu mempercepat reaksi kimia tertentu.
Dengan kepraktisan, portabilitas, dan harga yang terjangkau, pembakar spiritus tetap menjadi salah satu alat penting dalam dunia pendidikan dan penelitian dasar. Meski sederhana, fungsinya sangat vital dalam menunjang keberhasilan kegiatan praktikum.