Papillomavirus berukuran kecil, tidak memiliki envelop, epitheliotropic, dsDNA yang menyerang lapisan mukosa dan sel epitel pada vertebrata serta dapat menyebabkan proliferasi sel. Bovine papillomavirus (BPVs) 1 dan 2 diketahui menginfeksi mesenchymal tissues dan menunjukkan cross species transmission. Sekitar kurang lebih 100 tipe HPV telah diidentifikasi menyerang saluran kelamin. Kebanyakan tipe dari HPV ditemukan dalam kasus kanker serviks, hal tersebut dapat digunakan untuk acuan klasifikasi HPV berdasarkan risiko terjangkitnya kanker yaitu HPV tipe high dan low risk, HPV dapat ditemukan juga pada kanker kulit yaitu dalam kasus epidermodysplasia verruciformis (EV).
Semua papillomavirus terdiri atas struktur genetik berupa double-stranded DNA sirkular yang mengkode kira-kira delapan open-reading frames (ORFs). Kesamaannya, semua papillomavirus mempunyai struktur kapsid yang icosahedral non-enveloped. Penelitian tentang molecular cloning pada genom HPV di tahun 1980 menunjukkan kesempatan pertama untuk mempelajari gen virus secara tunggal. Studi molekuler menyediakan gambar mekanisme ekspresi gen virus dan replikasi untuk memahami Biologi HPV (Gambar 1). Aktivasi dari viral oncoprotein dari tipe high-risk HPV pada kanker serviks utamanya disebabkan oleh HPV 16 dan 18, yang menyebabkan peningkatan gangguan kontrol pada siklus sel. Target viral inhibition yaitu protein retinoblastoma (Rb) dan p53 yang pada akhirnya dapat menginduksi pertumbuhan sel tumor. HPV tipe high-risk menginfeksi sel host dapat menginisiasi terjadinya kanker sedangkan infeksi tipe low risk menghasilkan tumor jinak.
Gambar 1. Human papillomavirus
Papillomavirus memiliki diameter 52-55 nm, virus menganndung single double-stranded DNA yang terdiri sekitar 8000 base pair (bp) dan berisi protein kapsid terdiri atas 72 kapsomer pentamer. Kapsid mengandung dua struktur protein yaitu L1 dengan ukuran 55kDa dalam 80% total protein virus dan L2 70 kDa yang keduanya dikode langsung oleh virus. Virus-like particles (VLPs) dapat diproduksi oleh ekspresi pada L1 atau dikombinasikan dengan L2 dalam sistemekspresi gen mamalia atau tidak. Virion lengkap memiliki massa jenis 1,34 g/mL dalam cesium chloride dan koefisien sedimentasi sebesar 300.
Genom pada semua HPV (Gambar 2) mengandung delapan ORFs yaitu terdiri atas early (E) yang mengkode protein E1-E7 pada replikasi virus, late (L) yang mengkode protein struktural (L1-L2) yang diperlukan untuk perakitan virion dan suatu bagian yang disebut dengan bagian non-coding atau long control region (LCR). Daerah tersebut mengandung elemen cis yang dibutuhkan untuk replikasi dan transkripsi DNA virus. Protein E ditranskripsikan dari early promoter (P97 dalamHPV 31) mengingat L1 ditranskripsikan dari promoter late (P742 dalam HPV 31). Protein E1 dan E2 merupakan faktor pengenal origin replication (ori); E2 juga berperan dalam regulator transkripsi gen virus. E4, diyakini oleh para peneliti terlibat dalam tahap akhir dalam siklus hidup virus dan E5 berfungsi selama fase awal dan akhir. E6 dan E7 berikatan pada regulator negatif siklus sel yaitu p105Rb dan p53. Saat siklus virus dimulai, E6 dan E7 menstimulasi diferensiasi sel untuk memasuki tahap S. L1 dan L2 berperan dalam proses perakitan kapsid yang berkontribusi membentuk virion yang berbentuk icosahedral.
Gambar 2. Genom HPV
Tanya-tanya? DM ke IG @violthebiologist
Penulis
Viol Dhea Kharisma, S.Si., M.Si
(Content Creator & Peneliti Biologi)
Follow Instagram @violthebiologist
Follow Facebook Viol The Biologist
Follow TikTok @violthescientist
Bahan Bacaan:
Akgül, B., Lemme, W., GarcÃa-Escudero, R., Storey, A. & Pfister, H.J. (2005) UV-B irradiation stimulates the promoter activity of the high-risk, cutaneous human papillomavirus 5 and 8 in primary keratinocytes. Arch. Virol., 150, 145–151
Alam, M., Caldwell, J.B. & Eliezri, Y.D. (2003) Human papillomavirus-associated digital squamous cell carcinoma: Literature review and report of 21 new cases. J. Am. Acad. Dermatol., 48, 385–393
Posting Komentar