Berikut ini ciri ciri embrio telur ayam mati. Dalam proses penetasan telur ayam, tidak semua telur akan berhasil menetas. Salah satu penyebab utama kegagalan penetasan adalah kematian embrio di dalam telur. Embrio telur ayam mati dapat dikenali melalui beberapa tanda fisik dan perubahan biologis yang terjadi selama masa inkubasi. Mengetahui ciri-ciri ini sangat penting bagi peternak untuk mengurangi kerugian dan memperbaiki manajemen penetasan.
Tidak Terlihat Perkembangan Embrio
Ciri paling awal dari embrio telur ayam mati adalah tidak adanya perkembangan embrio saat dilakukan peneropongan (candling). Pada telur normal, akan terlihat jaringan pembuluh darah berbentuk seperti jaring laba-laba. Namun, pada telur yang embrionya mati, pembuluh darah tidak berkembang atau sama sekali tidak terlihat, meskipun telur sudah dierami beberapa hari.
Munculnya Blood Ring (Cincin Darah)
Blood ring atau cincin darah merupakan tanda khas embrio mati pada fase awal inkubasi. Cincin darah terlihat sebagai lingkaran merah gelap di dalam telur saat diteropong. Kondisi ini terjadi karena embrio mati dan pembuluh darahnya terpisah dari tubuh embrio, lalu membentuk pola melingkar. Blood ring umumnya muncul pada umur inkubasi 2–5 hari.
Embrio Tampak Gelap dan Tidak Bergerak
Pada fase inkubasi yang lebih lanjut, embrio telur ayam mati akan tampak sebagai massa gelap di dalam telur. Berbeda dengan embrio hidup yang bisa terlihat bergerak saat diteropong, embrio mati tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Posisi embrio juga biasanya tidak berubah meskipun telur diputar.
Bau Tidak Sedap dari Telur
Telur dengan embrio mati sering kali mengeluarkan bau busuk atau menyengat akibat proses pembusukan di dalam telur. Bau ini disebabkan oleh aktivitas bakteri yang berkembang ketika embrio mati dan sistem pertahanan alami telur melemah. Telur seperti ini sebaiknya segera dikeluarkan dari mesin tetas untuk mencegah kontaminasi pada telur lain.
Perubahan Warna dan Tekstur Isi Telur
Ciri lain embrio telur ayam mati adalah perubahan warna isi telur menjadi keruh, kehijauan, atau kecokelatan. Kuning telur bisa pecah dan bercampur dengan putih telur. Selain itu, tekstur isi telur menjadi lebih cair atau justru menggumpal tidak normal, menandakan proses pembusukan telah berlangsung.
Tidak Menetas Hingga Akhir Masa Inkubasi
Telur ayam normal akan menetas pada hari ke-21. Jika hingga waktu tersebut telur tidak menetas dan tidak terdengar suara anak ayam, kemungkinan besar embrio telah mati. Saat dibuka, embrio biasanya sudah terbentuk sebagian atau hampir sempurna, namun mati sebelum menetas akibat kekurangan oksigen, suhu tidak stabil, atau kelembapan yang tidak sesuai.
Penyebab Umum Embrio Telur Ayam Mati
Kematian embrio dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kualitas induk yang buruk, telur infertil, suhu mesin tetas terlalu tinggi atau rendah, kelembapan tidak stabil, serta kurangnya pembalikan telur. Infeksi bakteri dan jamur juga menjadi penyebab umum yang sering diabaikan oleh peternak.
Itulah ciri ciri embrio telur ayam mati. Embrio telur ayam mati memiliki ciri-ciri yang dapat dikenali melalui peneropongan, bau, perubahan warna, serta tidak adanya pergerakan embrio. Dengan memahami tanda-tanda tersebut, peternak dapat lebih cepat melakukan seleksi telur dan memperbaiki sistem penetasan. Manajemen inkubasi yang baik menjadi kunci utama untuk meningkatkan daya tetas dan mengurangi kematian embrio.



